Wednesday, January 19, 2011

Tafsir Depag RI :QS 001 - AlFaatihah 7

Tafsir Depag RI :
QS 001 - Al
Faatihah 7
َطاَرِص َنيِذَّلا
َتْمَعْنَأ
ْمِهْيَلَع ِرْيَغ
ِبوُضْغَمْلا
ْمِهْيَلَع اَلَو
َنيِّلاَّضلا )7(
Setelah Allah swt.
mengajarkan kepada
hamba-Nya untuk
memohonkan kepada Allah
agar selalu dibimbing-Nya
menuju jalan yang lurus dan
benar, maka pada ayat ini
Tuhan menerangkan apa
jalan yang lurus itu.
Sebelum Alqur'anul Karim
diturunkan, Tuhan telah
menurunkan kitab-kitab
suci-Nya yang lain, dan
sebelum Nabi Muhammad
diutus Allah telah mengutus
rasul-rasul, karena sebelum
umat yang sekarang ini
telah banyak umat
terdahulu.
Di antara umat-umat yang
terdahulu itu terdapat nabi-
nabi, siddiqin yang
membenarkan rasul-rasul
dengan jujur dan patuh,
syuhada yang telah
mengorbankan jiwa dan
harta untuk kemuliaan
agama Allah, dan orang-
orang saleh yang telah
membuat kebajikan dan
menjauhi larangan Allah.
Mereka itulah orang-orang
yang telah diberi nikmat
oleh Allah, dan kita diajar
Tuhan supaya memohonkan
kepada-Nya, agar diberi-
Nya taufik dan bimbingan
sebagaimana Dia telah
memberi taufik dan
membimbing mereka.
Artinya sebagaimana
mereka telah berbahagia
dalam aqaid, dan dalam
menjalankan hukum-hukum
serta peraturan-peraturan
agama, mereka telah
mempunyai akhlak dan budi
pekerti yang mulia, maka
demikian pulalah kita
hendaknya. Dengan
perkataan lain, Allah
menyuruh kita supaya
mengambil contoh dan
tauladan kepada mereka
yang telah terdahulu itu.
Timbul pertanyaan
kenapakah Tuhan
menyuruh kita mengikuti
jalan mereka yang telah
terdahulu itu, padahal
dalam agama kita ada
pelajaran-pelajaran hukum,
petunjuk-petunjuk yang tak
ada pada mereka?
Jawabnya: Sebetulnya
agama Allah itu adalah satu,
kendatipun ada
perbedaannya, tetapi
perbedaan itu ialah pada
furu'-furu`nya, sedang
pokok-pokoknya adalah
serupa sebagai disebutkan
di atas.
Sebagaimana di dalam
umat-umat yang telah
terdahulu itu terdapat
orang-orang yang telah
diberi nikmat oleh Tuhan,
maka terdapat pula di
antara mereka orang-orang
yang dimurkai Allah dan
orang-orang yang sesat.
Orang yang dimurkai Allah
itu ialah mereka yang tak
mau menerima seruan Allah
yang disampaikan oleh
rasul-rasul, karena
berlainan dengan apa yang
mereka biasakan, atau
karena tidak sesuai dengan
hawa nafsu mereka,
kendatipun telah jelas
bahwa yang dibawa oleh
rasul-rasul itulah yang
benar. Masuk juga dalam
golongan ini, mereka yang
mulanya telah menerima
apa yang disampaikan oleh
rasul-rasul, tetapi kemudian
lantaran sesuatu sebab
mereka membelot, dan
membelakangi pelajaran-
pelajaran yang dibawa oleh
rasul-rasul itu.
Di dalam sejarah banyak
ditemukan orang-orang
yang dimurkai Tuhan itu,
sejak di dunia ini mereka
telah diazab, sebagai
balasan yang setimpal bagi
keingkaran dan sifat
angkara murka mereka.
Umpamanya kaum `Ad dan
Samud yang telah
dibinasakan oleh Allah, yang
sampai sekarang masih ada
bekas-bekas peninggalan
mereka di Jazirah Arab.
Begitu juga Firaun dan
kaumnya yang telah
dibinasakan Tuhan di Laut
Merah. Mumi Firaun yaitu
bangkainya telah dibalsem
sampai sekarang masih ada
disimpan dalam museum
Mesir.
Adapun orang-orang yang
sesat, ialah mereka yang
tidak betul
kepercayaannya, atau tidak
betul pekerjaan dan amal
ibadahnya serta rusak budi
pekertinya.
Bila akidah seseorang tidak
betul lagi, atau pekerjaan
dan amal ibadahnya salah,
dan akhlaknya telah rusak
akan celakalah dia dan
kalau sesuatu bangsa
berkeadaan demikian akan
jatuhlah bangsa itu.
Maka dengan ayat ini Allah
mengajari hamba-Nya
supaya memohonkan
kepada-Nya agar terjauh
dari kemurkaan-Nya, dan
terhindar dari kesesatan,
dan di dalamnya juga
tersimpul suruhan Allah
supaya manusia mengambil
pelajaran dari sejarah
bangsa-bangsa yang telah
terdahulu. Alangkah
banyaknya dalam sejarah
itu kejadian-kejadian yang
dapat dijadikan iktibar dan
pelajaran.
Dalam pada itu di dalam
Alquranul Karim sendiri
banyak ayat-ayat yang
berkenaan dengan umat
dan bangsa-bangsa yang
dahulu. Boleh dibilang 75%
isi Alquran adalah kisah dan
cerita. Memang tak ada
suatu juga yang lebih besar
pengaruhnya kepada jiwa
manusia daripada contoh-
contoh dan perbandingan-
perbandingan yang
terdapat dalam cerita-
cerita, kisah-kisah dan
sejarah.

No comments:

Post a Comment

like